Surat Rumah

Kepadamu, aku ingin pulang.

Aku lelah berkelana. Aku tak memiliki betis kuat seperti milikmu, hingga aku tak mampu berjalan lebih jauh lagi, meninggalkanmu.
Aku pun tak memiliki lengan kokoh seperti milikmu, hingga aku tak tahan menggendong beban lebih lama lagi, melupakanmu.
Percayalah, aku hanya wanita yang mencintaimu dan selama ini telah mencoba untuk tidak.
Letih ini mungkin seperti ketika kau harus melewati roof di dinding fiber belasan meter kala tubuhmu tak lagi sanggup memanjat lebih tinggi.

Aku setengah mati menghabiskan waktu untuk berjalan bersama seseorang yang tak tepat.
Sebelum ini, aku pernah kehilangan arah bersama lima tahun terakhirku.
Aku sekarat, sementara rasaku untukmu semakin berkarat.
Sekarang, sepertinya aku akan salah langkah untuk kesekian.
Maka ijinkan aku bersandar di dadamu barang sebentar, hanya untuk memastikan diri sendiri bahwa;
sejauh apapun pergi hingga ku tersesat berulang kali hanya di dekapmulah sebenar-benar debar dadaku ingin tinggal.

Dariku,

yang selalu mengaggapmu milikku.

0 comments:

Post a Comment

Tuhan gemar bercanda, dan saya sedang berusaha tertawa

Powered by Blogger.