Pertemuan

Pagi tadi di terminal Surabaya yang gerah, aku memijakkan kaki. Aroma kepergian dan perpisahan bercampur dengan bebauan pesing di sudut-sudut yang tak terjamah tukang pel. Irama kedatangan dan pertemuan riuh rendah bersama percakapan, gosip-gosip murahan, suara penjaja kaki lima, supir taksi dan tukang ojek yang mencari rejeki. Masih pesing dan pusing, aku melihat empat kotak telepon koin tua, SUROBOYOKU BERSIH DAN HIJAU begitu bunyinya. Barangkali di dalamnya masih tersimpan isak tangis perpisahan atau bisikan riang menunggu jemputan. Aku tak sadar tersenyum memandanginya, entah kenapa barang-barang lama begitu menyenangkan.

Kali ini aku berdendang tentang pertemuan. Menggeleng untuk setiap tawaran mengantar pulang, "menunggu jemputan" kataku yang entah berapa kali kuulang. Duduk di seberang tempat kedatangan, pada dua pipa besi yang dipasang dengan ketinggian berbeda, sehingga bokongku mendapat tempat agak sedikit enak untuk menanti. Ah, sebenarnya aku sudah letih menanti, kuberitakan kepadamu itulah sebab pagi ini aku ada di sini. Aku malas menanti lebih lama lagi. Eh, Surabaya memang gerah meskipun pagi hari, atau aku yang gerah sebab menanti?

Denpasar kemarin malam, kotamu pagi ini. Aku sudah gila, kubercandai semesta. Kamu, aku, kita adalah dua orang dari masa lalu, yang barangkali telah sering bertemu. Barangkali saja, biarkan sudah. Dan hai, aku menerima tantanganmu bertaruh kali ini. Setelah sekian kesialan-kesialan yang lalu, aku memesan kesialan lain, ketika kemudian langit mengirimkanmu.

"Macet, tunggu aku di tempat nyaman" katamu. Lalu aku beranjak menuju tempat yang berbeda. Dalam jingkat kakiku, sesekali bibirku tersenyum, tak mempercayai tubuhku sendiri yang tiba-tiba sudah berada di sini. Berjalan melewati lorong, kios-kios makanan, loket-loket karcis. Kemudian mengambil tempat duduk di ujung ruangan.

"Kamu dimana? Aku di tempat kedatangan"
"Parkir motormu, cari aku di tempat nyaman"

Tak lama kemudian, senyummu, senyum kita.

Tawa meledak. Sial, mudah sekali menemukanku. Semesta sedang lucu-lucunya.

1 comments:

  1. Sarapan pagi yg hangat! Keren kka tulisannya, kunikmati bersama secangkirbkopi



    @hujandimatamu

    ReplyDelete

Tuhan gemar bercanda, dan saya sedang berusaha tertawa

Powered by Blogger.